AUDITOR HATI


"Alhamdulillah.. anakku hafidz 3Juz"
"barusan nih, nyumbang semen 7 Sak untuk musholla kampung"
"Nikmatnya.. barusan shalat dhuha"
"Alhamdulillah.. Kholas 1juz hari ini"
"Alhamdulillah.. sudah transfer tuk partisipasi Selimut untuk saudara kita di Syam"


Sahabat..
Mungkin kita sering mendapati pernyataan atau berupa status di FB seperti diatas.
Saya pribadi sering, baik teman-teman saya di FB maupun Twitter yang sering update sejenis diatas. dan yang paling sering saya baca adalah tweet seorang teman twitter dari Malaysia yang seringnya "Alhamdulillah sudah dhuha-an"
Namun sayangnya sebagian kita masih bersu'udzon menganggap itu Riya', ujub, dsb. sebagian hingga menjudge dengan sebuah tulisan "AMALAN HANGUS KARENA STATUS" Padahal boleh jadi Ia menstimulasi atau mengajak tiada langsung akan kebaikan.


Sahabat..
Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat yang dijamin Surga dan dermawan.
Beliau pernah mensedekahkan seluruh asset hartanya ke baitul maal untuk kepentingan Islam. lalu Rasulullah bertanya apa yang Ia tinggalkan untuk keluarganya, jawabnya "Allah dan Rasul-Nya jaminan keluargaku"
Melihat hal itu Umar Ibn Khottob menangis (karena menyedekahkan separuh assetnya) dan berkata " Ayah dan ibuku menjadi tebusan-mu wahai Abu Bakar. Demi Allah, tiada sekali-kali kita berlomba menuju ke pintu kebaikan melainkan engkau selalu menang." 
[Imam Ibnu Katsir - Tafsir Ibnu Katsir, surah al-Baqarah, ayat 271]

hampir di tiap Majelis ta'lim yang dimana Rasulullah berbagi ilmu tentang Quran, ba'dha majelis tersebut Abdurrahman Ibn Auf sedekah sebanyak 40.000 dinar (sekitar Rp.80.000.000.000) yang dimana nantinya baitul maal mempergunakannya untuk kepentingan ummat dan Islam.
Sahabat..
Adakah Umar serta sahabat lain yang melihat lantas mengAudit Abu Bakar : Riya', Ujub, atau audit buruk lain??
Atau para audience majelis ta'lim mengAudit Abdurrahman ibn Auf Riya' atau bahkan langsung menjudge hangus karena dihadapan umum..??
Tidak, sama sekali tidak kecuali mereka selalu berhusnudzon bahkan ditambah mendoakan.
Seyogyanya kita berhusnudzon jika ada status atau kita melihat langsung sebuah kebaikan, kerana boleh jadi itu niatnya menstimulasi agar kita melakukannya jua.

Jika ada yang tilawah, agar kita jua aktif tilawah. Jika ada yang sedekah, agar kita ikutan sedekah. Jika ada yang sunnah dhuha, agar kita shalat dhuha.
Kerana pada dasarnya kebaikan itu menular, boleh jadi ia ingin menularkan agar orang jua berbuat baik.

Wallahu a'lam bisshawwab..

Komentar